Sekolah Kuliner Berkualitas dengan Biaya Lebih Murah
Program 3 Bulan, Profesional 1 Tahun, D3 dan S1.
Jl. Kaliwaron 58 - 60, Surabaya. Telp/Fax : 031 5999593.
HP/SMS: 082230059993. Pin BB : 7FAD2F96
Line ID : tristarkaliwaron. Email : tristar_royal@yahoo.co.id

Kursus di Surabaya

Pages

Rabu, 26 Agustus 2015

Akpar Majapahit Implementasikan Modul Baru Program Studi Culinary


AKPAR Majapahit yang berkampus di Jl Jemursari 244 Surabaya, terus berkreasi sekaligus meng-up date modul pembelajaran pada program studi kuliner demi meningkatkan kompetensi mahasiswa menyikapi trend industri kuliner yang berkembang pesat akhir-a
khir ini.

Dosen Akpar Majapahit Ari Purwanto S.St Par. MM mengatakan itu usai menemui Presdir Matoa Holding Ir Juwono Saroso MM di ruang kerjanya, kemarin (18/08/2015), sehubungan dengan diberlakukannya modul pembelajaran baru program studi kuliner bagi mahasiswa jurusan culinary di kampus Akpar Majapahit sejak Mei 2015 lalu.

Chef Ari Purwanto, yang baru saja menyelesaikan studi S2 Magister Management di salah satu perguruan tinggi ternama di Surabaya, menuturkan, semangat untuk mengimplementasi modul baru di lingkungan kampus Akpar Majapahit setelah pihaknya melakukan studi banding dengan lembaga perguruan tinggi, kalangan dunia usaha dan praktisi bisnis kuliner di Surabaya.

Menurut chef Ari Purwanto, modul baru ini merupakan penyempurnaan dari modul standar yang sebelumnya diterapkan dosen kepada mahasiswa. Pada modul yang lama dalam setiap kelas yang berisi 16-20 mahasiswa, dibentuk 4-5 kelompok, di mana setiap kelompok anggotanya terdiri dari 4 mahasiswa. Setiap kelompok wajib membuat tiga macam masakan per harinya.

Kelemahannya ada mahasiswa yang tidak kebagian jatah memasak, sehingga mereka hanya sekadar membantu menyiapkan bahan-bahan sebelum praktik masak.Namun tidak sedikit mahasiswa yang hanya numpang kerja temannya dalam satu tim.

Fakta ini merupakan salah satu dasar pertimbangan kenapa pihaknya memberlakukan modul yang baru tersebut yakni membuat kelompok kecil terdiri dua mahasiswa, sehingga dalam satu kelas ada 8-10 kelompok kecil. Setiap kelompok kecil ditugasi membuat dua macam masakan. Setiap masakan dikerjakan satu mahasiswa.

Ini berarti setiap mahasiswa harus bisa bekerja sendiri tanpa bantuan teman meskipun dalam satu tim (kelompok kecil). Mereka bertanggung jawab atas masakannya sendiri. Setelah hasil kerjanya dinilai dosen, dua masakan tersebut bisa dibawa pulang untuk ditunjukkan kepada orang tuanya masing-masing. Dengan demikian, orang tua bisa memonitor hasil karya putra putrinya selama kuliah.

Selain itu, untuk meningkatkan kompetisi antarmahasiswa dalam satu kelas maupun antarkelas, pihak kampus juga menerapkan battle system. Sistem ini memungkinkan dilakukan perlombaan antarmahasiswa di internal kelas masing-masing, juga lomba masak antarkelas yang dihelat setiap bulan.

Battle system ini bertujuan untuk memacu kreativitas para mahasiswa sehingga mereka bisa selalu tampil kompetitif baik saat masih kuliah maupun terjun di lingkungan kerjanya masing-masing,” kata chef Ari Purwanto.

Masih menurut chef Ari, modul baru ini bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa jurusan culinary yang kelak terjun di masyarakat. Modul baru ini sebelumnya juga sudah disosialisasikan kepada kalangan dosen di lingkungan Akpar Majapahit.

Tak pelak lagi jika pengimplementasi modul baru ini langsung disambut suka cita oleh owner Akpar Majapahit Ir Juwono Saroso dan diapresiasi oleh sejumlah dosen seperti Chef Yuda Agustian, Chef Yanuar Kadaryanto, Chef R Bagus Handoko, Chef Boediono Koeswadi, Chef Adeline Nadia Daniel, Chef Cindra Siendharta.

Chef Boediono Koeswadi, menilai modul pembelajaran baru yang diterapkan kepada mahasiswa jurusan culinary Akpar Majapahit beberapa bulan terakhir ini memberi dampak positif bagi dosen maupun mahasiswa karena pihak lembaga (diwakili dosen) bisa mengetahui secara pasti hasil karya dan kreativitas setiap mahasiswa.

Jika ada mahasiswa yang kesulitan, pihaknya bisa langsung memberi pendampingan sekaligus mencarikan solusinya. Dengan demikian kemandirian dan keberanian mahasiswa juga tumbuh saat dia harus praktik memasak sendiri. Kepercayaan diri mahasiswa juga meningkatkan saat dosen menyodorkan resep masakan yang harus dipraktikkannya pada hari itu.

Selain itu, tambah Chef Boediono, pada saat dihelat battle system, setiap kelompok kecil yang diadu dengan kelompok lain dituntut untuk tetap kompak alias team work-nya harus bagus dan senantiasa menjaga fair play (persaingan sehat).

Sehingga dalam setiap perhelatan lomba-lomba masak yang menuntut kreativitas baru dari setiap anggota tim. Tim yang kalah dalam lomba itu  kena punishment berupa piket seperti membersihkan dapur, cuci piring (general cleaning kitchen) selama 30 menit. ”Nah inilah serunya modul baru yang telah kami berlakukan kepada mahasiswa jurusan Culinary Akpar Majapahit. Antusiasme mahasiswa pun meningkat karena mereka jadi semakin termotivasi untuk menampilkan kreasi terbaiknya,” ujar chef Boediono.

Presdir Matoa Holding Ir Juwono Saroso MM yang juga owner Akpar Majapahit sangat men-support setiap ide kreatif yang datang dari dosen maupun karyawan, termasuk usulan menerapkan modul pengajaran baru kepada mahasiswa jurusan Culinary di lingkungan Kampus Akpar Majapahit.

Konsekuensi dari implementasi modul baru tersebut, pihak yayasan baru-baru ini menambah jumlah kompor dan peralatan dapur yang dipakai untuk praktik mahasiswa, juga belanja bahan untuk masak memasak juga meningkat sampai 50 persen dari sebelumnya.


”Namun penambahan investasi peralatan dan belanja kebutuhan praktik masak memasak mahasiswa masih tertutupi oleh kenaikan uang kuliah mahasiswa. Jadi bagi kami nggak ada masalah senyampang semuanya itu demi kebaikan lembaga, dosen dan mahasiswa sendiri,” pungkasnya. (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar